INDAHNYA BERSYUKUR
Bersyukurlah bagi kamu sekalian yang masih diberi umur panjang dan
kesehatan hingga detik ini. Bersyukurlah bagi kamu yang masih menikmati hidup
dengan penuh kebahagiaan tanpa dirundung masalah akan penyakit. Bersyukurlah
bagi kamu yang masih dapat hidup dengan tenang tanpa dihinggapi rasa takut akan
kematian yang akan datang secara tiba – tiba.
Emb.... kadang kali kita merasa kurang ketika Tuhan telah
menurunkan anugerah – Nya. Ya, anugerah berupa rasa sakit. Kita baru sadar,
kita kurang menjaga hidup, menjaga kesehatan, menjaga titipan dari Tuhan. Bersyukurlah
bagi kamu yang masih diberikan kesehatan, dengan terus menjaganya.
Tuhan menurunkan setiap penyakit tentu disertai obat. Namun, siapakah yang ingin sakit untuk
kemudian minum obat? Tentu tak ada. Sakit dan obat adalah pasangan yang tak
dapat dipisahkan. Ketika sakit, yang kita cari adalah obat. Akan tetapi, obat
tak kan dapat menyelamatkan nyawa. Percayalah, menjaga kesehatan untuk
menghindari rasa sakit adalah perbuatan yang luar biasa.
Aku berusia 19 Tahun. Sejak semester 3, aku divonis oleh
dokter menderita Vertigo. Entah karena lagi trend, atau apalah, aku mulai
merasakan penyakit yang baru aku kenal. Sejak divonis dokter, aku mulai
merasakan efek Vertigo yang sesungguhnya. Sakit, sudah tentu. Namun, inilah
yang aku alami. Banyak kejadian yang mulai menggangguku. Dari rasa sakit yang
tiba – tiba datang, pusing yang amat parah, hingga gangguan – gangguan lain
yang merupakan efek dari Vertigo.
Ada beberapa hal yang harus aku hindari, padahal itu sering kali
menjadi kebiasaan dan keseharianku. Inilah hal yang memberatkanku saat aku
divonis sakit oleh dokter. Aku mulai berfikir, usiaku mungkin tak lebih panjang
dari teman – temanku. Usiaku mungkin hanya tinggal hitungan hari atau tahun.
Ya, itu yang kadang aku pikirkan. Yang aku tahu, Vertigo bisa mengarah kepada
stroke. Hemb, bagaimanapun mengantisipasi suatu akibat buruk menjadi hal wajib
bagi siapapun.
Yang aku takutkan saat ini adalah,
ketika aku belum mengerti tentang arti kebersamaan, tapi Tuhan telah
memberikanku perpisahan. Berjaga, dan senatiasa berjaga, supaya kita siap
menghadapi perpisahan itu. Nyatanya, memang demikian. Tuhan telah merencanakan
segalanya, tanpa kita tahu kapan rencana itu diturunkan.
Hidup ini, memang akan terus berjalan. Tanpa sedikitpun kita
menyesali untuk kemudian tak mampu bangkit dan justru hanya semakin terpuruk.
Rasa sakit yang kini aku alami, tak membuatku takut dan gentar menghadapi hari
esok. Justru, rasa sakit ini yang kadang semakin menguatkanku. Menjalani hari
dengan semakin baik, menikmati setiap waktu yang telah Tuhan sediakan dengan
bijak, tanpa merusak sekenario- Nya.
Inilah hidup, saat masih sehat, kita terkesan tak perduli dan
merasa acuh. Tapi ketika sakit, kita baru sadar bahwa sesuatu yang tanpa dijaga
dengan baik, maka Ia justru akan mengganggu kelangsungan hidup kita.