Kamis, 21 Mei 2015

Indahnya Bersyukur



INDAHNYA BERSYUKUR

Bersyukurlah bagi kamu sekalian yang masih diberi umur panjang dan kesehatan hingga detik ini. Bersyukurlah bagi kamu yang masih menikmati hidup dengan penuh kebahagiaan tanpa dirundung masalah akan penyakit. Bersyukurlah bagi kamu yang masih dapat hidup dengan tenang tanpa dihinggapi rasa takut akan kematian yang akan datang secara tiba – tiba.

Emb.... kadang kali kita merasa kurang ketika Tuhan telah menurunkan anugerah – Nya. Ya, anugerah berupa rasa sakit. Kita baru sadar, kita kurang menjaga hidup, menjaga kesehatan, menjaga titipan dari Tuhan. Bersyukurlah bagi kamu yang masih diberikan kesehatan, dengan terus menjaganya.

Tuhan menurunkan setiap penyakit tentu disertai  obat. Namun, siapakah yang ingin sakit untuk kemudian minum obat? Tentu tak ada. Sakit dan obat adalah pasangan yang tak dapat dipisahkan. Ketika sakit, yang kita cari adalah obat. Akan tetapi, obat tak kan dapat menyelamatkan nyawa. Percayalah, menjaga kesehatan untuk menghindari rasa sakit adalah perbuatan yang luar biasa.

Aku berusia 19 Tahun. Sejak semester 3, aku divonis oleh dokter menderita Vertigo. Entah karena lagi trend, atau apalah, aku mulai merasakan penyakit yang baru aku kenal. Sejak divonis dokter, aku mulai merasakan efek Vertigo yang sesungguhnya. Sakit, sudah tentu. Namun, inilah yang aku alami. Banyak kejadian yang mulai menggangguku. Dari rasa sakit yang tiba – tiba datang, pusing yang amat parah, hingga gangguan – gangguan lain yang merupakan efek dari Vertigo.

Ada beberapa hal yang harus aku hindari, padahal itu sering kali menjadi kebiasaan dan keseharianku. Inilah hal yang memberatkanku saat aku divonis sakit oleh dokter. Aku mulai berfikir, usiaku mungkin tak lebih panjang dari teman – temanku. Usiaku mungkin hanya tinggal hitungan hari atau tahun. Ya, itu yang kadang aku pikirkan. Yang aku tahu, Vertigo bisa mengarah kepada stroke. Hemb, bagaimanapun mengantisipasi suatu akibat buruk menjadi hal wajib bagi siapapun.
Yang aku takutkan saat ini adalah,  ketika aku belum mengerti tentang arti kebersamaan, tapi Tuhan telah memberikanku perpisahan. Berjaga, dan senatiasa berjaga, supaya kita siap menghadapi perpisahan itu. Nyatanya, memang demikian. Tuhan telah merencanakan segalanya, tanpa kita tahu kapan rencana itu diturunkan.

Hidup ini, memang akan terus berjalan. Tanpa sedikitpun kita menyesali untuk kemudian tak mampu bangkit dan justru hanya semakin terpuruk. Rasa sakit yang kini aku alami, tak membuatku takut dan gentar menghadapi hari esok. Justru, rasa sakit ini yang kadang semakin menguatkanku. Menjalani hari dengan semakin baik, menikmati setiap waktu yang telah Tuhan sediakan dengan bijak, tanpa merusak sekenario- Nya.

Inilah hidup, saat masih sehat, kita terkesan tak perduli dan merasa acuh. Tapi ketika sakit, kita baru sadar bahwa sesuatu yang tanpa dijaga dengan baik, maka Ia justru akan mengganggu kelangsungan hidup kita.