Jumat, 17 Oktober 2014

MAKALAH FANTASI SEBAGAI PEMACU KREATIVITAS



FANTASI SEBAGAI PEMACU KREATIVITAS
Makalah Ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikologi Pendidikan
Dosen Pengampu: Dra. Hj. Erni Hestiningrum, M.A.
Kelas BK A Semester III



Disusun oleh:
Laili Ni’amah                         1300001034

Program Studi Bimbingan dan Konseling
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Ahmad Dahlan
Yogyakarta
2014

 

KATA PENGANTAR


Lantunan syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah melimpahkan nikmat dan karunia-Nya kita dapat membaca makalah ini, untuk kemudian dikaji dalam kehidupan sehari-hari para pembaca. Sholawat dan salam semoga tetap terlimpahkan kepada Rasulullah SAW dan keluarganya serta para sahabatnya, yang senantiasa memberikan teladan bagi kaum muslim lainnya.
Psikologi Pendidikan merupakan salah satu mata kuliah yang ada di Program Studi Bimbingan dan Konseling. Salah satu pembahasan didalamnya adalah tentang Fantasi Maka disajikan dalam makalah ini yang berjudul, “ Fantasi sebagai Pemacu Kreativitas.”
Penulis mengajak pembaca untuk lebih menyadari tentang keberadaan fantasi pada setiap individu, yang apabila dikembangkan dapat menjadi pemacu kreativitas seseorang. Begitupun sebaliknya. Apabila tidak mampu dikendalikan, maka akan menjadi masalah tersendiri bagi invidu yang bersangkutan, bahkan masyarakat sekitarnya.
Akhirnya, setelah melalui jalan yang panjang dan berliku, kini dapat terlesaikan pembuatan makalah ini, semoga bermanfaat bagi kita semua.

Yogyakarta, 9 Oktober  2014

Penulis.


DAFTAR ISI


BAB IV PENUTUP. 12
DAFTAR PUSTAKA





BAB I

PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG MASALAH

PERINGATI HARI LINGKUNGAN: Sejumlah siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) dari berbagai sekolah di Kota Bekasi tengah melukis di kaleng cat di Alun-alun Kota Bekasi, Rabu (25/6).  
Medialingkungan.com – Memperingati Hari Lingkungan Hidup, Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH) Kota Bekasi mengajak siswa SMP se-Kota Bekasi untuk melukis bak sampah di alun-alun Kota Bekasi. 
Kegiatan ini menurut pemerintah, merupakan sebuah momentum dalam peringatan Lingkungan Hidup sedunia yang baru kali pertama dilakukan di Kota Bekasi.
Kepala BPLH Kota Bekasi, Dadang Hidayat mengatakan, kegiatan yang melibatkan siswa SMP ini merupakan upaya BPLH dalam mensosialisasikan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan sejak di bangku sekolah.
’’Kegiatan ini merupakan salah satu ajang untuk mengajak para siswa sekolah untuk peduli terhadap lingkungan,” tutur Dadang kepada Radar Bekasi.
Melalui kegiatan itu, pemerintah berharap agar para siswa yang terlibat bisa menyadari pentinganya melestarikan lingkungan dan bisa memeberikan kontribusi maksimal terhadap terciptanya lingkungan hidup yang sehat. Ia juga menyatakan, pada kegiatan selanjutnya -- pihanya akan melibatkan seluruh pelajar di Kota Bekasi untuk berkontribusi dalam kegiatan lingkungan semacam ini.
’’Ke depannya kami akan melibatkan seluruh siswa di semua tingkatan, mulai dari SD, SMP, SMA, SMK dan sederajat baik di sekolah negeri maupun swasta di Kota Bekasi,” ujarnya.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Bekasi, Encu Hermana memberikan dukungan penuh terhadap upaya yang dilakukan BPLH Kota Bekasi yang melibatkan para siswa dalam kegiatan tersebut.
Encu menilai, kegiatan tersebut juga memiliki sinerjitas dengan pengimplementasian Kurikulum sekolah, yakni pendidikan karakter.
’’Kegiatan ini ada kaitannya dengan Kurikulum 2013, seperti disiplin, tanggung jawab serta pendidikan karakter bagi siswa yang bersangkutan,” pungkasnya. (MFA)
(Sumber: Medialingkungan.com, kamis, 26 Juni 2014)

B.     RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, dapat dirumuskan:
1.      Apa pengertian fantasi?
2.      Apa saja macam – macam fantasi?
3.      Apa saja tes fantasi?
4.      Bagaimana kegunaan dan bahaya fantasi?
5.      Bagaimana nilai fantasi dalam pendidikan?
6.      Bagaimana fantasi dapat memicu kreativitas?

C.    TUJUAN PENULISAN

Tujuan penulisan makalah ini adalah:
1.      Untuk mengetahui pengertian fantasi.
2.      Untuk mengetahui macam – macam fantasi.
3.      Untuk mengetahui tes fantasi.
4.      Untuk mengetahui kegunaan dan bahaya fantasi.
5.      Untuk mengetahui nilai fantasi dalam pendidikan.
6.      Untuk mengetahui fantasi dapat memicu kreativitas.


BAB II

LANDASAN TEORI

A.    PENGERTIAN FANTASI

Dari Wikipedia bahasa Indonesia online fantasi adalah yang berhubungan dengan khayalan atau dengan sesuatu yang tidak benar-benar ada dan hanya ada dalam benak atau pikiran saja. Kata lain untuk fantasi adalah imajinasi.
Fantasi menurut Yanto Subiyanto adalah kemampuan jiwa untuk membentuk tanggapan-tanggapan atau bayangan-bayangan baru. Dengan fantasi manusia dapat melepaskan diri dari keadaan yang dihadapinya dan menjangkau ke depan, ke keadaan yang akan mendatang.
Sedangkan menurut Julianto Simanjuntak, fantasi (imajinasi) adalah kemampuan jiwa yang dapat membentuk satu tanggapan baru dengan pertolongan tanggapan yang lama.
Menurut ilmu jiwa lama, fantasi merupakan suatu daya jiwa yang dapat membentuk tanggapan baru dengan pertolongan tenggapan – tanggapan lama.
Ilmu jiwa modern memberi batasan, bahwa fantasi merupakan suatu daya jiwa untuk menciptakan suatu daya yang baru. Jadi, dengan fantasi ini, manusia dapat membentuk sesuatu yang sebelumnya belum ada, sehingga sesuatu yang baru itu merupakan suatu kreasi, meski dengan jalan bagaimanapun juga.
Jadi, bedanya dengan yang lama:
1.  Yang lama berpendapat bahwa fantasi itu pasif. Sesuatu yang baru itu hanya terjadi karena kombinasi tanggapan – tanggapan yang sudah ada.
2.     Yang baru, fantasi itu aktif. Menghubung – hubungkan sehingga tercipta  sesuatu yang sungguh – sungguh baru.
Menurut Bimo Walgito, Fantasi merupakan kemampuan jiwa untuk membentuk tanggapan – tanggapn atau bayangan – bayangan baru. Dengan kekuatan fantasi, manusia dapat melepaskan diri dari keadaan yang dihadapinya dan menjangkau ke depan, ke keadaan - keadaan yang mendatang.
Abu ahmadi mendefinisikan, Fantasi (Khayalan, Angan-angan, Imagination) adalah kekuatan jiwa untuk menciptakan tanggapan baru dalam jiwa kita dengan pertolongan tanggapan-tanggapan yang telah dimiliki. Jadi, dengan kekuatan fantasi manusia dapat melepaskan diri dari keadaan yang dihadapinya dan mampu menjangkau ke depan, keadaan yang akan datang.
Fantasi adalah hal yang berhubungan dengan khayalan atau dengan sesuatu yang tidak benar-benar ada dan hanya ada dalam benak atau pikiran saja. Dengan kata lain fantasi adalah sebuah imajinasi. Hal-hal yang muncul dalam fantasi tak khayal adalah hal yang serba indah, serba cakap, dan serba kuat (ideal). Hanya satu yang menjadi ganjalan yaitu  semua itu tidak realistis dan tidak sesuai dengan kenyataan.

B.     MACAM – MACAM FANTASI

Umumnya, fantasi merupakan aktivitas yang menciptakan. Bimo Walgito menjelakan bahwa Fantasi sebagai kemampuan jiwa manusia, dapat terjadi:
1.      Secara disadari, yaitu apabila individu betul – betul menyadari akan fantasinya. Misal, seorang pelukis yang sedang menciptakan lukisan dengan kemampuan fantasinya, pemahat yang sedang memahat arca atas dasar daya fantasinya.
2.      Secara tidak disadari, yaitu apabila tidak secara sadar telah dituntun oleh fantasinya. Keadaan semacam ini banyak dijumpai pada anak – anak. Anak sering mengemukakan hal – hal yang bersifat fantastis, sekalipun tidak ada niat atau maksud dari anak untuk berdusta. Misal, seorang anak memberikan berita yang tidak sesuai dengan keadaan senyatanya, sekalipun Ia tidak ada maksiud untuk berbohong. Dalam hal semacam ini, anak dengan dengan tidak disadari dituntun oleh fantasinya.
Adapun pendapat lainnya, menyebutkan bahwa ada 6 macam fantasi :
a.       Fantasi disadari: fantasi yang terjadinya disadari oleh individu yang bersangkutan. Misal: seseorang sedang berimajinasi tentang suatu kejadian untuk novelnya.
b.      Fantasi yang tidak disadari: fantasi yang terjadinya tanpa disadari atau disengaja oleh yang bersangkutan. Fantasi semacam ini terjadi pada anak-anak, yang kadang-kadang menimbulkan dusta semu pada anak tersebut.
c.       Fantasi Aktif: Fantasi yang terjadinya melibatkan secara aktif gejala-gejala jiwa lainnya seperti pikiran, kemauan, perasaan, dan lainnya.
d.      Fantasi Pasif: Fantasi yang terjadi-nya tidak melibatkan gejala-gejala jiwa lainnya secara pasif. Pada fantasi pasif seolah-olah kedasaran dibiarkan untuk tempat bermainnya daya fantasi.
e.       Fantasi Mencipta: Fantasi aktif yang mampu menghasilkan karya kreatif misalnya lagu, lukisan, cerpen, novel, dsb.
f.       Fantasi Tuntunan: Fantasi aktif yang yang terjadinya dibawah tuntunan sesuatu misalnya fantasi yang timbul pada saat membaca novel, melihat film, mendengarkan lagu, dsb.
Fantasi dibagi menurut caranya orang berfantasi :
1)      Fantasi yang mengabstraksi Cara orang berfantasi dengan mengabstraksikan beberapa bagian sehingga ada bagian-bagian yang dihilangkan. Misal ada anak yang belum pernah melihat gurun pasir, maka untuk menjelaskan digunakan lapangan.
2)      Fantasi yang mendeterminasi Yaitu cara orang berfantasi dengan mendeterminasi terlebih dahulu. Misalnya seorang anak belum pernah melihat harimau, kemudian dikenalkan bahwa harimau adalah kucing yang besar. Maka dalam fantasinya akan muncul gambaran kucing besar sebagai harimau.
3)      Fantasi yang mengkombinasi Yaitu cara orang berfantasi di mana orang mengkombinasikan pengertian-pengertian atau bayangan-bayang yang ada pada individu yang bersangkutan. Misal fantasi tentang ikan duyung, yaitu makhluk yang memiliki kepala wanita dan berbadan ikan atau ular berkepala naga serta contoh lainnya adalah ingin membangun rumah dengan mengkombinasi model Eropa dengan atap model rumah khas Banjar.

C.    TES FANTASI

Untuk Mengetahui sampai sejauh mana kemampuan individu untuk berfantasi, pada umumnya digunakan tes fantasi. Tes yang sering digunakan untuk mengetes fantasi adalah:
1.      Test TAT yaitu test yang berwujud gambar-gambar dan testee disuruh bercerita tentang gambar itu.
2.      Test kemustahilan yaitu test yang berbentuk gambar-gambar atau ceritacerita yang mustahil terjadi dan testee disuruh mencari kemustahilannya itu.
3.      Heilbronner Wirsma Test yaitu test yang berwujud suatu seri gambar yang makin lama makin sempurna.
4.      Test Rorschach yaitu test yang berwujud gambar-gambar dan testee diminta untuk menginterpretasikan gambar tersebut.
5.      Tes Binet yaitu kepada orang yang dites, diberikan gambar yang salah (kurang atau keliru), kemudia orang tersebut disuruh mencari kesalahannya.
6.      Testa maselon yaitu orang yang hendak dites disuruh menyusun kalimat – kalimat sebanyak – banyaknya dengan menggunakan tiga kata yang ditentukan oleh orang yang mentest.
7.      Testa Hindustani. Test ini dikerjakan oleh Prof. Revesz. Kepada orang yang bersangkutan, diberikan sebuah test yang terdiri disebelah kiri bahasa Hindustan, yang belum diketahui dan disebelah kanan bahasa Belanda yang Ia sudah tahu. Dibawah kata – kata bahasa Belanda diberi garis dan pada kata – kata Hindustan ada yang dicetak miring. Orang yang ditest tersebut kemudian disuruh mencari kata – kata Belanda yang manakah yang serarti dengan kata – kata Bahasa Hindustan tersebut.
8.      Testa Decoupage. Pada tes ini, diperlukasn kertas yang telah dilipat – lipat sebagai bahan. Lalu digunting, kemudian orang yang test tersebut disuruh mengatakan gambar apa yang akan terjadi, sebelum lipatan itu dibukanya.


BAB III

PEMBAHASAN

A.    MANFAAT DAN BAHAYA FANTASI

Berfantasi atau berkhayal merupakan salah satu gejala pengenalan (kognisi), yaitu gejala-gejala yang terdapat dalam kejiwaan kita, sebagai hasil dari pengenalan. Berfantasi dapat menimbulkan daya imajinasi kita dalam menciptakan sesuatu yang belum ada, yakni sesuatu yang baru.
Setiap orang mempunyai dan mengalami fantasi yang berbeda-beda. Bahkan pada satu objek yang sama, tiap individu akan memiliki fantasi yang berbeda-beda. Misalnya sekelompok anak dihadapkan pada bola. Si A akan membayangkan bola itu sebagai dunia, sedangkan anak yang lain akan menfantasikan sebagai makanan. Fantasi juga menolong orang untuk memikirkan cara atau strategi menghadapi sesuatu hal yang akan datang. Misalnya, seorang siswa diminta membayangkan apa yang akan terjadi jika ia lulus atau tidak.
Namun pada prakteknya, fantasi juga memiliki memanfaat serta bahaya bagi orang yang berfantasi maupun orang lain. Maka perlu dipahami, kapan suatu fantasi dapat dikatakan bermanfaat, dan kapan fantasi dikatakan berbahaya.
Manfaat fantasi dalam kehidupan, diantaranya:
1.      Dengan fantasi para seniman dapat menciptakan sesuatu yang baru yang dapat kita nikmati.
2.      Menimbulkan simpati kepada sesama manusia, meski berjauhan tempatnya.
3.      Dapat mengambil kemanfaatan (inti) sejarah, meski sudah di zaman lalu.
4.      Dapat merencanakan hidup kita di kelak kemudian
5.      Dapat merintangi dan mengurangi kesedihan kita, dengan pergi ke dunia yang indah.
Bahayanya fantasi, diantaranya:
1)      Kalau orang sering dan berlebih lebihan pergi kedunia fantasi yang indah – indah karena tidak tahan menghadapi kesulitan hidup, orang akan mudah putus asa, karena kecewa pada waktu ia kembali kedunianya yang sebenarnya.
2)      Juga dengan fantasi orang mudah sekali berdusta. Karena ia dikuasai fantasinya, lebih – lebih pada anak – anak.
3)      Dalam merencanakan hidup dihari nannti, mudah sekali orang tergelincir ke rencana yang berlebih – lebihan sehingga besar pasak dari pada tiangnya.
4)      Fantasi yang tanpa pinpinan dan penjagaan akan mudah sekali menjadi fantasi yang jauh dan liar.

B.     NILAI FANTASI DALAM PENDIDIKAN

Fantasi apabila dibandingkan dengan kemampuan-kemampuan jiwa yang lain, fantasi lebih bersifat subjektif. Dalam orang berfantasi bayang-bayang atau tanggapan-tanggapan yang telah ada dalam diri seseorang memegang peranan yang sangat penting. Bayangan yang ditimbulkan karena fantasi disebut bayangan fantasi. Bayangan fantasi berlainan dengan bayangan persepsi. Bayangan persepsi merupakan hasil dari persepsi, sedangkan bayangan fantasi adalah hasil dari fantasi. Oleh karena dengan kekuatan fantasi orang dapat menjangkau ke depan, maka fantasi mempunyai arti yang penting dalam kehidupan manusia. Dengan fantasi pula orang dapat menambah bayangan-bayangan atau tanggapan-tanggapan, sehingga dengan demikian akan menambah bahan bayangan yang ada pada individu. Namun demikian, ini tidak berarti bahwa fantasi itu tidak mempunyai keburukan. Keburukannya ialah dengan fantasi orang dapat meninggalkan alam kenyataan, lalu masuk dalam fantasi. Hal ini merupakan suatu bahaya, karena orang terbawa hidup dalam alam yang tidak nyata.
Untuk anak-anak, fantasi adalah bagian terpenting dari kehidupan mereka. Cerita anak-anak yang diceritakan dan permainan yang mereka mainkan akan  mempengaruhi spiritual, emosional, dan pertumbuhan mental anak. Dalam bermain, anak mampu mengembangkan pemahaman mereka terhadap diri mereka sendiri dan orang lain, pengetahuan mereka tentang dunia fisik, serta kemampuan mereka untuk berkomunikasi dengan teman sebaya dan orang dewasa. Mereka mengeksplorasi materi dan dunia imajinasi serta hubungan mereka kepada orang lain. Melalui fantasi bermain, anak-anak belajar dan berkembang sebagai individu dan sebagai anggota masyarakat.
Permainan fantasi merupakan permainan imajinasi yang diciptakan sendiri oleh anak dalam dunianya. Kita mungkin sering melihat dan mendengar anak kecil berbicara sendiri ketika bermain boneka. Sebenarnya ia memiliki fantasi dan imajinasi sendiri mengenai tokoh yang dimainkannya melalui boneka tersebut. Permainan seperti ini baik untuk kecerdasan otak kanan karena dengan sendirinya anak belajar berperan dengan berbagai karakter yang diciptakannya, merasakan sisi emosional tokoh-tokoh yang ada dalam imajinasinya, serta lambat laun akan memahami nilai baik dan buruk sebuah sikap dan sifat. Namun, sebaiknya anak diberikan ruang dan waktu untuk bermain secara berimbang antara permainan aktif, pasif dan fantasi agar kecerdasan otaknya juga seimbang.
Berikut adalah beberapa nilai fantasi dalam pendidikan:
1.      Dengan fantasi, dapat diajarkan kepada anak, sejarah ilmu bumi, dongeng – dongeng, ilmu alam, dan sebagainya. Yang tidak langsung dapat diamati oleh anak sendiri.
2.      Dengan mengetahui peranan fantasi pada anak, kita tidak akan tergesa – gesa menghukum, karena dusta anak, sebab hal itu bukan disengaja oleh si anak, tetapi terbawa oleh perkembangannya.
3.      Dengan fantasi terpimpin kita dapat membentuk watak anak- anak. Karena itu, kepada anak bolehlah diberi dongeng – dongeng, cerita – cerita dan film – film yan memuat tokoh keadilan, tokoh pencipta ulung, dan sebagainya.
4.      Dan alat – alat pengajaran di sekolah Kinder Garden Frobel adalah dengan maksud agar fantasi anak dapat berkembang dengan baikl dan leluasa.

C.    FANTASI SEBAGAI PEMACU KREATIVITAS

Fantasi memang memiliki manfaat dan bahaya. Namun, pada pembahasan kali ini akan lebih menekankan pada manfaat fantasi. Seseorang yang memiliki daya fantasi positif yang kuat, dapat menciptakan hasil karya yang belum tentu orang lain dapat membuatnya. Salah satunya adalah anak – anak yang dapat melukis, dengan mengikuti tema yang telah ditentukan. Hal ini menunjukkan bahwa anak – anak tersebut memiliki daya imajinasi atau fantasi yang dapat dikembangkan, sehingga akan muncul kreativitas dari anak tersebut.
Kreativitas dan bakat pada diri anak perlu dipupuk dan dikembangkan. Karena dengan kreativitas dan bakat yang dimilikinya itu mereka dapat menjadi pribadi-pribadi yang kreatif. Sebagai pribadi yang kreatif ,kelak mereka bukan saja dapat meningkatkan kualitas pribadinya,tetapi juga dapat meningkatkan kualitas kehidupan bangsa dan negara.
Kreativitas adalah kemampuan untuk membuat sesuatu yang baru dan berbeda entah sifatnya masih imajiner (gagasan) atau sudah diekspresikan dalam bentuk suatu karya. Karya di sini tidak hanya bentuk suatu benda tapi dapat juga berupa berpaduan warna, detail.
Dalam mengembangkan kreativitas ini guru sangat diharapkan peran yang aktif untuk memberikan pemahaman pada remaja yang menjadi peserta didiknya. Usaha-usaha guru adalah:
a.    Membantu anak/peserta didik untuk memahami latar belakang mereka, pengalaman mereka dan kebiasaan perilaku. Pada cara ini diizinkan masing-masing pribadi untuk mengembangkan potensi dirinya.
b.  Guru dan orang tua dapat menciptakan suasana untuk mendorong pemikiran kreatif dengan menghilangkan halangan luar dari kreativitas. Sensitifitas pada problem ditingkatkan, metode untuk membahas membebaskan imajinasi dapat dikembangkan dan sarana sistematis untuk mengevaluasi ide-ide dapat diajarkan pula.
c.    Anak atau peserta didik diberi kesempatan untuk mempraktekkan pemikiran kreatif dalam suasana yang terkendali dan terkontrol.
d.  Cara-cara mengembangkan imajinasi anak/peserta didik dengan memberikan masalah-masalah yang dapat meningkatkan inteligensi remaja untuk membuahkan ide-ide yang baik, kriteria yang berbeda pada keunikan dan kegunaan.
e.   Guru dan orang tua harus memberikan cara instruksi yang semantik didalam menerapkan imajinasi yang dapat menghasilkan pengembangan potensi yang ada pada diri remaja.


BAB IV

PENUTUP

A.    KESIMPULAN

Dari Wikipedia bahasa Indonesia online fantasi adalah yang berhubungan dengan khayalan atau dengan sesuatu yang tidak benar-benar ada dan hanya ada dalam benak atau pikiran saja. Kata lain untuk fantasi adalah imajinasi.
Fantasi adalah hal yang berhubungan dengan khayalan atau dengan sesuatu yang tidak benar-benar ada dan hanya ada dalam benak atau pikiran saja. Dengan kata lain fantasi adalah sebuah imajinasi. Hal-hal yang muncul dalam fantasi tak khayal adalah hal yang serba indah, serba cakap, dan serba kuat (ideal). Hanya satu yang menjadi ganjalan yaitu  semua itu tidak realistis dan tidak sesuai dengan kenyataan.
Umumnya, fantasi merupakan aktivitas yang menciptakan. Bimo Walgito menjelakan bahwa Fantasi sebagai kemampuan jiwa manusia, dapat terjadi Secara disadari dan Secara tidak disadari.
Adapun pendapat lainnya, menyebutkan bahwa ada 6 macam fantasi: Fantasi disadari, Fantasi yang tidak disadari, Fantasi Aktif, Fantasi Pasif, Fantasi Mencipta, dan Fantasi Tuntunan.
Fantasi dibagi menurut caranya orang berfantasi, yaitu Fantasi yang mengabstraksi, Fantasi yang mendeterminasi dan Fantasi yang mengkombinasi.
Untuk Mengetahui sampai sejauh mana kemampuan individu untuk berfantasi, pada umumnya digunakan tes fantasi. Tes yang sering digunakan untuk mengetes fantasi adalah: Test TAT, Test kemustahilan, Heilbronner Wirsma Test, Test Rorschach, Tes Binet, Testa maselon, Testa Hindustani, dan Testa Decoupage.
Manfaat fantasi dalam kehidupan, diantaranya:
a.       Dengan fantasi para seniman dapat menciptakan sesuatu yang baru yang dapat kita nikmati.
b.      Menimbulkan simpati kepada sesama manusia, meski berjauhan tempatnya.
c.       Dapat mengambil kemanfaatan (inti) sejarah, meski sudah di zaman lalu.
d.      Dapat merencanakan hidup kita di kelak kemudian
e.       Dapat merintangi dan mengurangi kesedihan kita, dengan pergi ke dunia yang indah.
Bahayanya fantasi, diantaranya:
1.      Kalau orang sering dan berlebih lebihan pergi kedunia fantasi yang indah – indah karena tidak tahan menghadapi kesulitan hidup, orang akan mudah putus asa, karena kecewa pada waktu ia kembali kedunianya yang sebenarnya.
2.      Juga dengan fantasi orang mudah sekali berdusta. Karena ia dikuasai fantasinya, lebih – lebih pada anak – anak.
3.      Dalam merencanakan hidup dihari nannti, mudah sekali orang tergelincir ke rencana yang berlebih – lebihan sehingga besar pasak dari pada tiangnya.
4.      Fantasi yang tanpa pinpinan dan penjagaan akan mudah sekali menjadi fantasi yang jauh dan liar.
Berikut adalah beberapa nilai fantasi dalam pendidikan:
1)      Dengan fantasi, dapat diajarkan kepada anak, sejarah ilmu bumi, dongeng – dongeng, ilmu alam, dan sebagainya.
2)      Dengan mengetahui peranan fantasi pada anak, kita tidak akan tergesa – gesa menghukum, karena dusta anak, sebab hal itu bukan disengaja oleh si anak, tetapi terbawa oleh perkembangannya.
3)      Dengan fantasi terpimpin kita dapat membentuk watak anak- anak. Karena itu, kepada anak bolehlah diberi dongeng – dongeng, cerita – cerita dan film – film yan memuat tokoh keadilan, tokoh pencipta ulung, dan sebagainya.
4)      Dan alat – alat pengajaran di sekolah Kinder Garden Frobel adalah dengan maksud agar fantasi anak dapat berkembang dengan baikl dan leluasa.
Seseorang yang memiliki daya fantasi positif yang kuat, dapat menciptakan hasil karya yang belum tentu orang lain dapat membuatnya. Salah satunya adalah anak – anak yang dapat melukis, dengan mengikuti tema yang telah ditentukan. Hal ini menunjukkan bahwa anak – anak tersebut memiliki daya imajinasi atau fantasi yang dapat dikembangkan, sehingga akan muncul kreativitas dari anak tersebut.

B.     SARAN

Sebagai Guru BK, kita harus mengetahui bakat dan minat siswa, sebagai salah satu cara untuk mengembangkan kreativitasnya. Selain itu, kita perlu untuk mengarahkan siswa tersebut berkaitan dengan fantasinya supaya fantasi yang mereka puny adapat menjadi fantasi positif yang dapat memacu kreativitas, serta menghasilkan prestasi.
Sebagai orang tua, perlu pemahaman yang baik terhadap anak serta daya fantasi atau imajinasinya. Orang tua jangan menyalahkan anak – anka yang suka menghayal dengan day imajinasinya. Namun, justru mengarhakannya untuk menjadikan imajinasi tersebut menjadi suatu hal yang positif.


DAFTAR PUSTAKA

Sujanto, Agus. 2009. Psikologi Umum. Jakarta: Bumi Aksara.
Walgito, Bimo. 2010. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Penerbit Andi
Subiyanto, Yanto dan Dedi Suryadi. 2000. Tanya Jawab Pengantar Psikologi. Bandung: Armico.
Ahmadi, Abu. 2001. Psikologi Umum. Surabaya: PT. Bina Ilmu.
Haditono, Siti Rahayu dan FJ. Knoers. 2007. Psikologi Perkembangan, pengantar dalam berbagai bagiannya. Yogyakarta: Gajah mada University Press.