FANTASI
SEBAGAI PEMACU KREATIVITAS
Makalah Ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikologi
Pendidikan
Dosen Pengampu: Dra. Hj. Erni Hestiningrum, M.A.
Kelas BK A Semester III
Disusun oleh:
Laili Ni’amah 1300001034
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Ahmad Dahlan
Yogyakarta
2014
KATA PENGANTAR
Lantunan syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang
telah melimpahkan nikmat dan karunia-Nya kita dapat membaca makalah ini, untuk
kemudian dikaji dalam kehidupan sehari-hari para pembaca. Sholawat dan salam
semoga tetap terlimpahkan kepada Rasulullah SAW dan keluarganya serta para
sahabatnya, yang senantiasa memberikan teladan bagi kaum muslim lainnya.
Psikologi Pendidikan merupakan salah satu mata kuliah yang ada
di Program Studi Bimbingan dan Konseling. Salah satu pembahasan didalamnya
adalah tentang Fantasi Maka disajikan dalam makalah ini yang berjudul, “ Fantasi sebagai
Pemacu Kreativitas.”
Penulis mengajak pembaca untuk lebih menyadari tentang keberadaan fantasi pada setiap individu, yang apabila dikembangkan
dapat menjadi pemacu kreativitas seseorang. Begitupun sebaliknya. Apabila tidak
mampu dikendalikan, maka akan menjadi masalah tersendiri bagi invidu yang
bersangkutan, bahkan masyarakat sekitarnya.
Akhirnya, setelah melalui jalan yang
panjang dan berliku, kini dapat terlesaikan pembuatan makalah ini, semoga
bermanfaat bagi kita semua.
Yogyakarta, 9
Oktober 2014
Penulis.
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II LANDASAN TEORI
BAB III PEMBAHASAN
BAB IV PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
PERINGATI HARI
LINGKUNGAN: Sejumlah siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) dari berbagai sekolah
di Kota Bekasi tengah melukis di kaleng cat di Alun-alun Kota Bekasi, Rabu
(25/6).
Medialingkungan.com – Memperingati Hari
Lingkungan Hidup, Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH) Kota Bekasi
mengajak siswa SMP se-Kota Bekasi untuk melukis bak sampah di alun-alun Kota
Bekasi.
Kegiatan ini menurut pemerintah, merupakan sebuah
momentum dalam peringatan Lingkungan Hidup sedunia yang baru kali pertama
dilakukan di Kota Bekasi.
Kepala BPLH Kota Bekasi, Dadang Hidayat mengatakan,
kegiatan yang melibatkan siswa SMP ini merupakan upaya BPLH dalam
mensosialisasikan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan sejak di bangku
sekolah.
’’Kegiatan ini merupakan salah satu ajang untuk
mengajak para siswa sekolah untuk peduli terhadap lingkungan,” tutur Dadang
kepada Radar Bekasi.
Melalui kegiatan itu, pemerintah berharap agar para
siswa yang terlibat bisa menyadari pentinganya melestarikan lingkungan dan bisa
memeberikan kontribusi maksimal terhadap terciptanya lingkungan hidup yang
sehat. Ia juga menyatakan, pada kegiatan selanjutnya -- pihanya akan melibatkan
seluruh pelajar di Kota Bekasi untuk berkontribusi dalam kegiatan lingkungan
semacam ini.
’’Ke depannya kami akan melibatkan seluruh siswa di
semua tingkatan, mulai dari SD, SMP, SMA, SMK dan sederajat baik di sekolah
negeri maupun swasta di Kota Bekasi,” ujarnya.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Bekasi, Encu Hermana memberikan
dukungan penuh terhadap upaya yang dilakukan BPLH Kota Bekasi yang melibatkan
para siswa dalam kegiatan tersebut.
Encu menilai, kegiatan tersebut juga memiliki
sinerjitas dengan pengimplementasian Kurikulum sekolah, yakni pendidikan
karakter.
’’Kegiatan ini ada kaitannya dengan Kurikulum 2013,
seperti disiplin, tanggung jawab serta pendidikan karakter bagi siswa yang
bersangkutan,” pungkasnya. (MFA)
(Sumber: Medialingkungan.com, kamis, 26 Juni 2014)
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah
diatas, dapat dirumuskan:
1.
Apa pengertian
fantasi?
2.
Apa saja macam
– macam fantasi?
3.
Apa saja tes
fantasi?
4.
Bagaimana
kegunaan dan bahaya fantasi?
5.
Bagaimana nilai
fantasi dalam pendidikan?
6.
Bagaimana
fantasi dapat memicu kreativitas?
C. TUJUAN PENULISAN
Tujuan penulisan makalah ini adalah:
1.
Untuk
mengetahui pengertian fantasi.
2.
Untuk
mengetahui macam – macam fantasi.
3.
Untuk
mengetahui tes fantasi.
4.
Untuk
mengetahui kegunaan dan bahaya fantasi.
5.
Untuk
mengetahui nilai fantasi dalam pendidikan.
6.
Untuk
mengetahui fantasi dapat memicu kreativitas.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. PENGERTIAN FANTASI
Dari Wikipedia bahasa Indonesia online fantasi adalah yang berhubungan
dengan khayalan atau dengan sesuatu yang tidak benar-benar ada dan hanya ada
dalam benak atau pikiran saja. Kata lain untuk fantasi adalah imajinasi.
Fantasi menurut Yanto Subiyanto adalah kemampuan jiwa untuk membentuk
tanggapan-tanggapan atau bayangan-bayangan baru. Dengan fantasi manusia dapat
melepaskan diri dari keadaan yang dihadapinya dan menjangkau ke depan, ke
keadaan yang akan mendatang.
Sedangkan menurut Julianto Simanjuntak, fantasi (imajinasi) adalah
kemampuan jiwa yang dapat membentuk satu tanggapan baru dengan pertolongan
tanggapan yang lama.
Menurut ilmu jiwa lama, fantasi merupakan suatu daya jiwa yang dapat
membentuk tanggapan baru dengan pertolongan tenggapan – tanggapan lama.
Ilmu jiwa modern memberi batasan, bahwa fantasi merupakan suatu daya jiwa
untuk menciptakan suatu daya yang baru. Jadi, dengan fantasi ini, manusia dapat
membentuk sesuatu yang sebelumnya belum ada, sehingga sesuatu yang baru itu
merupakan suatu kreasi, meski dengan jalan bagaimanapun juga.
Jadi, bedanya dengan yang lama:
1. Yang lama berpendapat bahwa fantasi itu pasif. Sesuatu yang baru itu hanya
terjadi karena kombinasi tanggapan – tanggapan yang sudah ada.
2. Yang baru, fantasi itu aktif. Menghubung – hubungkan sehingga tercipta sesuatu yang sungguh – sungguh baru.
Menurut Bimo Walgito, Fantasi merupakan kemampuan jiwa untuk membentuk
tanggapan – tanggapn atau bayangan – bayangan baru. Dengan kekuatan fantasi,
manusia dapat melepaskan diri dari keadaan yang dihadapinya dan menjangkau ke
depan, ke keadaan - keadaan yang mendatang.
Abu ahmadi mendefinisikan, Fantasi (Khayalan,
Angan-angan, Imagination) adalah kekuatan jiwa untuk menciptakan tanggapan baru
dalam jiwa kita dengan pertolongan tanggapan-tanggapan yang telah dimiliki.
Jadi, dengan kekuatan fantasi manusia dapat melepaskan diri dari keadaan yang
dihadapinya dan mampu menjangkau ke depan, keadaan yang akan datang.
Fantasi adalah hal yang berhubungan dengan khayalan atau dengan sesuatu
yang tidak benar-benar ada dan hanya ada dalam benak atau pikiran saja. Dengan
kata lain fantasi adalah sebuah imajinasi. Hal-hal yang muncul dalam fantasi
tak khayal adalah hal yang serba indah, serba cakap, dan serba kuat (ideal).
Hanya satu yang menjadi ganjalan yaitu
semua itu tidak realistis dan tidak sesuai dengan kenyataan.
B. MACAM – MACAM FANTASI
Umumnya, fantasi merupakan aktivitas
yang menciptakan. Bimo Walgito menjelakan bahwa Fantasi sebagai kemampuan jiwa
manusia, dapat terjadi:
1.
Secara
disadari, yaitu apabila individu betul – betul menyadari akan fantasinya.
Misal, seorang pelukis yang sedang menciptakan lukisan dengan kemampuan
fantasinya, pemahat yang sedang memahat arca atas dasar daya fantasinya.
2.
Secara tidak
disadari, yaitu apabila tidak secara sadar telah dituntun oleh fantasinya.
Keadaan semacam ini banyak dijumpai pada anak – anak. Anak sering mengemukakan
hal – hal yang bersifat fantastis, sekalipun tidak ada niat atau maksud dari
anak untuk berdusta. Misal, seorang anak memberikan berita yang tidak sesuai
dengan keadaan senyatanya, sekalipun Ia tidak ada maksiud untuk berbohong.
Dalam hal semacam ini, anak dengan dengan tidak disadari dituntun oleh
fantasinya.
Adapun pendapat lainnya, menyebutkan bahwa ada 6 macam
fantasi :
a. Fantasi disadari: fantasi yang
terjadinya disadari oleh individu yang bersangkutan. Misal: seseorang sedang
berimajinasi tentang suatu kejadian untuk novelnya.
b. Fantasi yang tidak disadari: fantasi yang
terjadinya tanpa disadari atau disengaja oleh yang bersangkutan. Fantasi
semacam ini terjadi pada anak-anak, yang kadang-kadang menimbulkan dusta semu
pada anak tersebut.
c. Fantasi Aktif: Fantasi yang
terjadinya melibatkan secara aktif gejala-gejala jiwa lainnya seperti pikiran,
kemauan, perasaan, dan lainnya.
d. Fantasi Pasif: Fantasi yang
terjadi-nya tidak melibatkan gejala-gejala jiwa lainnya secara pasif. Pada
fantasi pasif seolah-olah kedasaran dibiarkan untuk tempat bermainnya daya
fantasi.
e. Fantasi Mencipta: Fantasi aktif yang
mampu menghasilkan karya kreatif misalnya lagu, lukisan, cerpen, novel, dsb.
f. Fantasi Tuntunan: Fantasi aktif yang
yang terjadinya dibawah tuntunan sesuatu misalnya fantasi yang timbul pada saat
membaca novel, melihat film, mendengarkan lagu, dsb.
Fantasi dibagi menurut
caranya orang berfantasi :
1) Fantasi yang mengabstraksi Cara orang berfantasi
dengan mengabstraksikan beberapa bagian sehingga ada bagian-bagian yang
dihilangkan. Misal ada anak yang belum pernah melihat gurun pasir, maka untuk
menjelaskan digunakan lapangan.
2) Fantasi yang mendeterminasi Yaitu cara orang
berfantasi dengan mendeterminasi terlebih dahulu. Misalnya seorang anak belum
pernah melihat harimau, kemudian dikenalkan bahwa harimau adalah kucing yang
besar. Maka dalam fantasinya akan muncul gambaran kucing besar sebagai harimau.
3) Fantasi yang mengkombinasi Yaitu cara orang
berfantasi di mana orang mengkombinasikan pengertian-pengertian atau
bayangan-bayang yang ada pada individu yang bersangkutan. Misal fantasi tentang
ikan duyung, yaitu makhluk yang memiliki kepala wanita dan berbadan ikan atau
ular berkepala naga serta contoh lainnya adalah ingin membangun rumah dengan
mengkombinasi model Eropa dengan atap model rumah khas Banjar.
C. TES FANTASI
Untuk
Mengetahui sampai sejauh mana kemampuan individu untuk berfantasi, pada umumnya
digunakan tes fantasi. Tes yang sering digunakan untuk mengetes fantasi adalah:
1. Test TAT yaitu test yang berwujud gambar-gambar dan testee disuruh
bercerita tentang gambar itu.
2. Test kemustahilan yaitu test yang berbentuk gambar-gambar atau ceritacerita
yang mustahil terjadi dan testee disuruh mencari kemustahilannya itu.
3. Heilbronner Wirsma Test yaitu test yang berwujud suatu seri gambar yang
makin lama makin sempurna.
4. Test Rorschach yaitu test yang berwujud gambar-gambar dan testee diminta
untuk menginterpretasikan gambar tersebut.
5. Tes Binet yaitu kepada orang yang dites, diberikan gambar yang salah
(kurang atau keliru), kemudia orang tersebut disuruh mencari kesalahannya.
6. Testa maselon yaitu orang yang hendak dites disuruh menyusun kalimat –
kalimat sebanyak – banyaknya dengan menggunakan tiga kata yang ditentukan oleh
orang yang mentest.
7. Testa Hindustani. Test ini dikerjakan oleh Prof. Revesz. Kepada orang yang
bersangkutan, diberikan sebuah test yang terdiri disebelah kiri bahasa
Hindustan, yang belum diketahui dan disebelah kanan bahasa Belanda yang Ia
sudah tahu. Dibawah kata – kata bahasa Belanda diberi garis dan pada kata –
kata Hindustan ada yang dicetak miring. Orang yang ditest tersebut kemudian
disuruh mencari kata – kata Belanda yang manakah yang serarti dengan kata –
kata Bahasa Hindustan tersebut.
8. Testa Decoupage. Pada tes ini, diperlukasn kertas yang telah dilipat –
lipat sebagai bahan. Lalu digunting, kemudian orang yang test tersebut disuruh
mengatakan gambar apa yang akan terjadi, sebelum lipatan itu dibukanya.
BAB III
PEMBAHASAN
A. MANFAAT DAN BAHAYA FANTASI
Berfantasi atau berkhayal merupakan salah satu gejala pengenalan (kognisi),
yaitu gejala-gejala yang terdapat dalam kejiwaan kita, sebagai hasil dari
pengenalan. Berfantasi dapat menimbulkan daya imajinasi kita dalam menciptakan
sesuatu yang belum ada, yakni sesuatu yang baru.
Setiap orang mempunyai dan mengalami fantasi yang berbeda-beda. Bahkan pada
satu objek yang sama, tiap individu akan memiliki fantasi yang berbeda-beda.
Misalnya sekelompok anak dihadapkan pada bola. Si A akan membayangkan bola itu
sebagai dunia, sedangkan anak yang lain akan menfantasikan sebagai makanan.
Fantasi juga menolong orang untuk memikirkan cara atau strategi menghadapi
sesuatu hal yang akan datang. Misalnya, seorang siswa diminta membayangkan apa
yang akan terjadi jika ia lulus atau tidak.
Namun pada prakteknya, fantasi juga memiliki memanfaat serta bahaya bagi
orang yang berfantasi maupun orang lain. Maka perlu dipahami, kapan suatu
fantasi dapat dikatakan bermanfaat, dan kapan fantasi dikatakan berbahaya.
Manfaat fantasi dalam kehidupan, diantaranya:
1. Dengan fantasi para seniman dapat menciptakan
sesuatu yang baru yang dapat kita nikmati.
2. Menimbulkan simpati kepada sesama manusia, meski berjauhan tempatnya.
3. Dapat mengambil kemanfaatan (inti) sejarah, meski sudah di zaman lalu.
4. Dapat merencanakan hidup kita di kelak kemudian
5. Dapat merintangi dan mengurangi kesedihan kita, dengan pergi ke dunia yang indah.
Bahayanya fantasi, diantaranya:
1) Kalau orang sering dan berlebih lebihan pergi kedunia fantasi yang indah –
indah karena tidak tahan menghadapi kesulitan hidup, orang akan mudah putus
asa, karena kecewa pada waktu ia kembali kedunianya yang sebenarnya.
2) Juga dengan fantasi orang mudah sekali berdusta. Karena ia dikuasai
fantasinya, lebih – lebih pada anak – anak.
3) Dalam merencanakan hidup dihari nannti, mudah sekali orang tergelincir ke
rencana yang berlebih – lebihan sehingga besar pasak dari pada tiangnya.
4) Fantasi yang tanpa pinpinan dan penjagaan akan mudah sekali menjadi fantasi
yang jauh dan liar.
B. NILAI FANTASI DALAM PENDIDIKAN
Fantasi apabila
dibandingkan dengan kemampuan-kemampuan jiwa yang lain, fantasi lebih bersifat
subjektif. Dalam orang berfantasi bayang-bayang atau tanggapan-tanggapan yang
telah ada dalam diri seseorang memegang peranan yang sangat penting. Bayangan
yang ditimbulkan karena fantasi disebut bayangan fantasi. Bayangan fantasi
berlainan dengan bayangan persepsi. Bayangan persepsi merupakan hasil dari
persepsi, sedangkan bayangan fantasi adalah hasil dari fantasi. Oleh karena
dengan kekuatan fantasi orang dapat menjangkau ke depan, maka fantasi mempunyai
arti yang penting dalam kehidupan manusia. Dengan fantasi pula orang dapat
menambah bayangan-bayangan atau tanggapan-tanggapan, sehingga dengan demikian
akan menambah bahan bayangan yang ada pada individu. Namun demikian, ini tidak
berarti bahwa fantasi itu tidak mempunyai keburukan. Keburukannya ialah dengan
fantasi orang dapat meninggalkan alam kenyataan, lalu masuk dalam fantasi. Hal
ini merupakan suatu bahaya, karena orang terbawa hidup dalam alam yang tidak
nyata.
Untuk anak-anak,
fantasi adalah bagian terpenting dari kehidupan mereka. Cerita anak-anak yang
diceritakan dan permainan yang mereka mainkan akan mempengaruhi spiritual, emosional, dan
pertumbuhan mental anak. Dalam bermain, anak mampu mengembangkan pemahaman
mereka terhadap diri mereka sendiri dan orang lain, pengetahuan mereka tentang
dunia fisik, serta kemampuan mereka untuk berkomunikasi dengan teman sebaya dan
orang dewasa. Mereka mengeksplorasi materi dan dunia imajinasi serta hubungan
mereka kepada orang lain. Melalui fantasi bermain, anak-anak belajar dan
berkembang sebagai individu dan sebagai anggota masyarakat.
Permainan fantasi
merupakan permainan imajinasi yang diciptakan sendiri oleh anak dalam dunianya.
Kita mungkin sering melihat dan mendengar anak kecil berbicara sendiri ketika
bermain boneka. Sebenarnya ia memiliki fantasi dan imajinasi sendiri mengenai
tokoh yang dimainkannya melalui boneka tersebut. Permainan seperti ini baik
untuk kecerdasan otak kanan karena dengan sendirinya anak belajar berperan
dengan berbagai karakter yang diciptakannya, merasakan sisi emosional
tokoh-tokoh yang ada dalam imajinasinya, serta lambat laun akan memahami nilai
baik dan buruk sebuah sikap dan sifat. Namun, sebaiknya anak diberikan ruang
dan waktu untuk bermain secara berimbang antara permainan aktif, pasif dan
fantasi agar kecerdasan otaknya juga seimbang.
Berikut adalah beberapa
nilai fantasi dalam pendidikan:
1. Dengan fantasi, dapat diajarkan kepada anak, sejarah ilmu bumi, dongeng –
dongeng, ilmu alam, dan sebagainya. Yang tidak langsung dapat diamati oleh anak
sendiri.
2. Dengan mengetahui peranan fantasi pada anak, kita tidak akan tergesa – gesa
menghukum, karena dusta anak, sebab hal itu bukan disengaja oleh si anak,
tetapi terbawa oleh perkembangannya.
3. Dengan fantasi terpimpin kita dapat membentuk watak anak- anak. Karena itu,
kepada anak bolehlah diberi dongeng – dongeng, cerita – cerita dan film – film
yan memuat tokoh keadilan, tokoh pencipta ulung, dan sebagainya.
4. Dan alat – alat pengajaran di sekolah Kinder Garden Frobel adalah
dengan maksud agar fantasi anak dapat berkembang dengan baikl dan leluasa.
C. FANTASI SEBAGAI PEMACU KREATIVITAS
Fantasi memang memiliki manfaat dan
bahaya. Namun, pada pembahasan kali ini akan lebih menekankan pada manfaat
fantasi. Seseorang yang memiliki daya fantasi positif yang kuat, dapat
menciptakan hasil karya yang belum tentu orang lain dapat membuatnya. Salah
satunya adalah anak – anak yang dapat melukis, dengan mengikuti tema yang telah
ditentukan. Hal ini menunjukkan bahwa anak – anak tersebut memiliki daya
imajinasi atau fantasi yang dapat dikembangkan, sehingga akan muncul
kreativitas dari anak tersebut.
Kreativitas dan bakat pada diri anak perlu dipupuk dan dikembangkan. Karena
dengan kreativitas dan bakat yang dimilikinya itu mereka dapat menjadi
pribadi-pribadi yang kreatif. Sebagai pribadi yang kreatif ,kelak mereka bukan
saja dapat meningkatkan kualitas pribadinya,tetapi juga dapat meningkatkan
kualitas kehidupan bangsa dan negara.
Kreativitas adalah kemampuan untuk membuat sesuatu yang baru dan berbeda
entah sifatnya masih imajiner (gagasan) atau sudah diekspresikan dalam bentuk
suatu karya. Karya di sini tidak hanya bentuk suatu benda tapi dapat juga berupa
berpaduan warna, detail.
Dalam mengembangkan kreativitas ini guru sangat diharapkan peran yang aktif
untuk memberikan pemahaman pada remaja yang menjadi peserta didiknya.
Usaha-usaha guru adalah:
a. Membantu anak/peserta didik untuk memahami latar belakang mereka,
pengalaman mereka dan kebiasaan perilaku. Pada cara ini diizinkan masing-masing
pribadi untuk mengembangkan potensi dirinya.
b. Guru dan orang tua dapat menciptakan suasana untuk mendorong pemikiran
kreatif dengan menghilangkan halangan luar dari kreativitas. Sensitifitas pada
problem ditingkatkan, metode untuk membahas membebaskan imajinasi dapat
dikembangkan dan sarana sistematis untuk mengevaluasi ide-ide dapat diajarkan
pula.
c. Anak atau peserta didik diberi kesempatan untuk mempraktekkan pemikiran
kreatif dalam suasana yang terkendali dan terkontrol.
d. Cara-cara mengembangkan imajinasi anak/peserta didik dengan memberikan
masalah-masalah yang dapat meningkatkan inteligensi remaja untuk membuahkan
ide-ide yang baik, kriteria yang berbeda pada keunikan dan kegunaan.
e. Guru dan orang tua harus memberikan cara instruksi yang semantik didalam
menerapkan imajinasi yang dapat menghasilkan pengembangan potensi yang ada pada
diri remaja.
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari Wikipedia bahasa Indonesia online fantasi adalah yang berhubungan
dengan khayalan atau dengan sesuatu yang tidak benar-benar ada dan hanya ada
dalam benak atau pikiran saja. Kata lain untuk fantasi adalah imajinasi.
Fantasi adalah hal yang berhubungan dengan khayalan
atau dengan sesuatu yang tidak benar-benar ada dan hanya ada dalam benak atau
pikiran saja. Dengan kata lain fantasi adalah sebuah imajinasi. Hal-hal yang
muncul dalam fantasi tak khayal adalah hal yang serba indah, serba cakap, dan
serba kuat (ideal). Hanya satu yang menjadi ganjalan yaitu semua itu tidak realistis dan tidak sesuai
dengan kenyataan.
Umumnya, fantasi merupakan aktivitas
yang menciptakan. Bimo Walgito menjelakan bahwa Fantasi sebagai kemampuan jiwa
manusia, dapat terjadi Secara disadari dan Secara tidak disadari.
Adapun pendapat lainnya, menyebutkan bahwa ada 6 macam
fantasi: Fantasi disadari, Fantasi yang tidak disadari, Fantasi Aktif, Fantasi Pasif,
Fantasi Mencipta, dan Fantasi Tuntunan.
Fantasi dibagi menurut caranya orang berfantasi, yaitu
Fantasi yang mengabstraksi, Fantasi yang mendeterminasi dan Fantasi
yang mengkombinasi.
Untuk
Mengetahui sampai sejauh mana kemampuan individu untuk berfantasi, pada umumnya
digunakan tes fantasi. Tes yang sering digunakan untuk mengetes fantasi adalah:
Test TAT, Test kemustahilan, Heilbronner Wirsma Test, Test Rorschach, Tes
Binet, Testa maselon, Testa Hindustani, dan Testa Decoupage.
Manfaat fantasi dalam kehidupan, diantaranya:
a. Dengan fantasi para seniman dapat menciptakan
sesuatu yang baru yang dapat kita nikmati.
b. Menimbulkan simpati kepada sesama manusia, meski berjauhan tempatnya.
c. Dapat mengambil kemanfaatan (inti) sejarah, meski sudah di zaman lalu.
d. Dapat merencanakan hidup kita di kelak kemudian
e. Dapat merintangi dan mengurangi kesedihan kita, dengan pergi ke dunia yang indah.
Bahayanya fantasi, diantaranya:
1. Kalau orang sering dan berlebih lebihan pergi kedunia fantasi yang indah –
indah karena tidak tahan menghadapi kesulitan hidup, orang akan mudah putus
asa, karena kecewa pada waktu ia kembali kedunianya yang sebenarnya.
2. Juga dengan fantasi orang mudah sekali berdusta. Karena ia dikuasai
fantasinya, lebih – lebih pada anak – anak.
3. Dalam merencanakan hidup dihari nannti, mudah sekali orang tergelincir ke
rencana yang berlebih – lebihan sehingga besar pasak dari pada tiangnya.
4. Fantasi yang tanpa pinpinan dan penjagaan akan mudah sekali menjadi fantasi
yang jauh dan liar.
Berikut adalah beberapa
nilai fantasi dalam pendidikan:
1) Dengan fantasi, dapat diajarkan kepada anak, sejarah ilmu bumi, dongeng –
dongeng, ilmu alam, dan sebagainya.
2) Dengan mengetahui peranan fantasi pada anak, kita tidak akan tergesa – gesa
menghukum, karena dusta anak, sebab hal itu bukan disengaja oleh si anak,
tetapi terbawa oleh perkembangannya.
3) Dengan fantasi terpimpin kita dapat membentuk watak anak- anak. Karena itu,
kepada anak bolehlah diberi dongeng – dongeng, cerita – cerita dan film – film
yan memuat tokoh keadilan, tokoh pencipta ulung, dan sebagainya.
4) Dan alat – alat pengajaran di sekolah Kinder Garden Frobel adalah
dengan maksud agar fantasi anak dapat berkembang dengan baikl dan leluasa.
Seseorang yang memiliki daya fantasi
positif yang kuat, dapat menciptakan hasil karya yang belum tentu orang lain
dapat membuatnya. Salah satunya adalah anak – anak yang dapat melukis, dengan
mengikuti tema yang telah ditentukan. Hal ini menunjukkan bahwa anak – anak
tersebut memiliki daya imajinasi atau fantasi yang dapat dikembangkan, sehingga
akan muncul kreativitas dari anak tersebut.
B. SARAN
Sebagai Guru BK, kita harus
mengetahui bakat dan minat siswa, sebagai salah satu cara untuk mengembangkan
kreativitasnya. Selain itu, kita perlu untuk mengarahkan siswa tersebut
berkaitan dengan fantasinya supaya fantasi yang mereka puny adapat menjadi
fantasi positif yang dapat memacu kreativitas, serta menghasilkan prestasi.
Sebagai orang tua, perlu pemahaman
yang baik terhadap anak serta daya fantasi atau imajinasinya. Orang tua jangan
menyalahkan anak – anka yang suka menghayal dengan day imajinasinya. Namun,
justru mengarhakannya untuk menjadikan imajinasi tersebut menjadi suatu hal
yang positif.
DAFTAR PUSTAKA
Sujanto, Agus. 2009. Psikologi Umum. Jakarta: Bumi Aksara.
Walgito, Bimo. 2010. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta:
Penerbit Andi
Subiyanto, Yanto dan Dedi Suryadi. 2000. Tanya Jawab Pengantar Psikologi. Bandung: Armico.
Ahmadi, Abu. 2001. Psikologi Umum. Surabaya: PT. Bina Ilmu.
Haditono, Siti Rahayu dan FJ. Knoers. 2007. Psikologi
Perkembangan, pengantar dalam berbagai bagiannya. Yogyakarta: Gajah mada
University Press.
terima kasih, sangat membantu postingannya :D
BalasHapus