Kamis, 04 Agustus 2016

Terima Kasih sahabat

Terima Kasih sahabat

Hari – hariku kian berwarna, sejak kehadirannya. Ialah sahabatku, yang terus dan senantiasa menemani, mendukung, dan menjagaku. Sejak di vonis dokter menderita Vertigo, aku mulai menjaga diri, dan Ia lah sahabatku yang juga senantiasa mengingatkanku.


Hari ini, aku terpaksa ke Dokter, menuruti permintaannya. Dengan sabar, Ia menemani dan menungguku di RS untuk chek up. Hampir setiap malam, Ia selalu mendengarkan keluh kesahku, ketika rasa sakit itu menyerang. Sakit yang teramat sangat kadang membuatku merasa lemah tak berdaya. Membuatku tak sadar bahwa aku sering kali mengucapkan kata perpisahan.  Satu hal, yang selalu menguatkanku adalah, ketika Ia mengatakan, “jika kamu tidak ingin membuatku hawatir, kamu jangan sakit.”

Aku terkadang hanya diam, tak tahu harus berkata apa, hanya mampu menangis, bersyukur kepada Allah yang masih memberiku umur, dan menitipkan seorang sahabat yang luar biasa. Aku mungkin tak bisa membalas semua kebaikannya. Hanya saja, Aku telah bertekat untuk membahagiakannya dengan caraku. Mungkin Ia tak pernah lelah mengingatkanku. Namun, kadang aku teramat malu ketika Ia telah menegurku.

Ya, aku sadar. Aku hanya sering merepotkannya. Membuatnya hawatir, dan sesekali, rasa takut pun menghampiriku. Aku takut, jika usiaku tak lebih panjang darinya, aku bisa membalas kebaikannya dengan cara apa? Selama ini, aku hanya bisa mengatakan, terima kasih atas kasih sayangnya selama ini.

Sahabat, andai kamu membaca tulisanku ini, aku hanya ingin kamu tahu, aku sangat menyayangimu. Kamu adalah sahabat terbaikku. Aku berharap, kamu tak kan bosan menjadi tempatku berkeuh kesah, tak kan bosan menjadi sahabat sekaligus kakak yang senantiasa menjagaku. Suatu saat nanti, Aku akan membuktikan, kalau aku telah sembuh, Aku menjadi perempuan yang tangguh yang selama ini kamu harapkan.

Sejatinya, aku menyayangimu seperti halnya kakakku. Aku takut, jika aku hanya merepotkanmu, sahabat.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar